Semua berawal dari sebuah keadaan yang lain dalam tubuh anak kecilku yang terlahir 16 bulan yang lalu.
Saat itu, betapa kami semua tersentak dengan sebuah berita dari dokter spesialis anak yang merawat bayi kami, bahwa anakku terlahir tanpa anus.
Saat itu, tak ada yang merintangi jalan kami untuk segera menyelamatkan putra kecilku.
Apapun itu, bagaimanapun kondisi keuangan kami pada waktu itu yang kami utamakan hanya keselamatan dan kesempurnaan bayiku yang masih sangat merah…
Ketika umur 2 hari anakku harus menjalani kepahitan, bersakit-sakitan dengan jarum dan peralatan kedokteran yang lain. Sangat mengenaskan,perih buat kami orangtuanya, seandainya kesakitan itu bisa dipindahkan ke saya…..
Terus terang kami bukan keluarga yang kaya raya, yang siap dengan situasi seperti itu, untuk bisa menyempurnakan kondisi putraku tidaklah cukup mudah bagi kami. Karena harus 3 kali tahap operasi yang harus dia jalani. Berarti juga kami harus menyiapkan uang untuk 3 kali proses operasi itu yang masing-masing berselang kurang lebih 7 bulan.
Betapa rumitnya keuangan kami pada waktu itu, tanpa tabungan yang kami punya karena kami menikah dalam usia yang masih sangat muda dan masih belum cukup siap untuk menghadapi semua itu. Bisa dbilang kami bermodal nekat dan berharap Allah yang akan menolong kami, memudahkan jalan kami untuk menyelamatkan putra kecilku.
Mulai saat itu, konsentrasi kami hanya mencari uang untuk operasi. Alhamdulillah, operasi pertama dan kedua sudah terlaksana, Tentunya dengan banyak cerita perjuangan kami untuk bisa membiayainya.
Sungguh Allah Maha Adil, saat kami dihadapkan dalam kesulitan Allah ada bersama kami. Keluarga besar kami sangat mendukung kami menghadapi kondisi itu, Alhamdulillah kami punya keluarga yang sangat baik, sangat peduli dengan kami. Mereka semua membantu kami menghadapi semua itu….
Masih harus 1 kali operasi lagi. Puluhan juta harus kami siapkan lagi. Untuk yang terakhir ini yang paling sulit bagi kami. Semua sudah terkuras di 2 kali tahap operasi itu. Tak ada lagi pandangan kami untuk bisa mendapatkan uang lagi…
Yang ada dalam pikiran kami dan yang bisa kami lakukan adalah saya dan suami bekerja yang menghasilkan uang banyak dalam waktu cepat.
Akhirnya dengan banyak pertimbangan, aku dan suami berangkat ke Bali untuk misi mencari uang. Terpaksa, aku harus menitipkan anakku ke orang tuaku. Itupun tak semudah yang kami bayangkan, aku dialrang keras oleh bapak untuk pergi ke Bali. Karena terlalu jauh dan terlalu sadis meninggalkan anak yang masih harus dalam perawatan khusus setiap harinya.
Tapi menurut kami, itulah yang bisa kami lakukan untuk bisa membiayai operasi kelak.
Dengan banyak halangan, kami tetap berangkat ke Bali. Bismillah….
Sampai disana, kami mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang cukup. Karena walaupun kami bukan dari keluarga kaya raya, tapi orang tua kami selalu mengedepankan pendidikan. Inilah untungnya, kami bisa dapat pekerjaan dengan mudah dan layak serta gaji yang lumayan cukup besar. Bayangan untuk biaya operasi mulai ada,,,,,
Tak semulus yang dibayangkan,ternyata tanpa restu bapak yang aku dapat waktu itu inilah akibatnya…
Anakku kembali masuk rumah sakit dengan cerita lain. Menurut cerita orang rumah, anakku selalu nyari orang tuanya. Karena waktu itu dia belum bisa bicara, hanya kode-kode yang dia kasih bahwa dia kehilangan orangtuanya. Katanya, dia menjadi banyak melamun. Dari situlah mungkin anakku memendam perasaan dan akhirnya berbuntut panas tinggi dan diare sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Kami pulang untuk menemui anak kami, benar! Saat kami datang, panasnya mulai turun….Alhamdulillah, dia bisa cepat pulang ke rumah lagi. Memang benar, dia stress ditinggal Ayah Bundanya. Obatnya hanya satu, bertemu dan berkumpul lagi.
Tapi itu gak sangat gak mungkin…karena kalau kami berkumpul, kami gak bisa dapatkan uang untuk operasi itu…
Alhamdulillah,,,setelah beberapa rintangan kami hadapi, Allah datang menolong kami saat kami sedang dilema antara bekerja untuk biaya operasi tapi harus dekat dengan putra kami.
Kami dapat pekerjaan lagi di tempat yang lebih dekat dan masih dengan gaji yang cukup.
Mulai saat itu, kami mulai nyaman,,Anak juga gak merasa ditinggal….Semua baik-baik saja, restu orang tua sudah kami dapatkan sepenuhnya
Alhamdulillah jalan yang begitu berliku bisa kami lalui. Saat ini kami sedang berusaha merangkak untuk mencoba bangkit dari keterpurukan…
Apapun yang harus kami lalui, kami ikhlas dan sabar demi untuk kesempurnaan putra kami…
Kelahiran putraku merubah hidup kami, membawa hikmah bagi kami sebagai orang tua baru.
Anak adalah segalanya buat kami,
Saat ini kami sedang berusaha keras mencari uang untuknya. Setelah dia terganggu dengan kondisi yang seperti itu dan harus bersakit-sakitan menghadapinya, kami harus tanggung jawab menggantikan kebahagiaannya yang selama ini tertunda dan belum dia rasakan.
Kami berusaha mencarikan untuk masa depannya yang lebih baik.
Putraku….semoga kami bisa membahagiakanmu…
Putraku….semoga masa depanmu bisa kamu raih dengan sempurna
Ayah Bunda berusaha untuk kamu…